MASIH RELEVAN KAH AKSI TURUN KE JALAN?


Saat ini, dunia memasuki era baru yang disebut dengan era teknologi chipset, dan begitu pula dengan masalah pandemi yang tak kunjung mereda.

Bila saat ini kita melihat bagaimana arah pergerakan dan perjalanan perjuangan mahasiswa sedang gencar-gencarnya dilakukan, menyusul duet oligarki politik yang sedang memegang, perlunya arah pergerakan baru dari mahasiswa.

Barangkali saat ini kita semua sepakat bahwa gerakan mahasiswa hari ini masih terlalu identik dengan aksi turun ke jalan, dan dianggap masih terjebak dengan romantisme era 1998 sehingga dianggap kurang terasa dampak nyatanya di masyarakat.

Sekalipun ada mengenai gerakan kreatif di sosial media, hal itu dirasa juga masih kurang dirasa kehadirannya, dianggap terlalu monoton, kurang kreatif dalam pengemasan aksi digital, dan juga dianggap sebagai “pemanis” belaka.


Lalu timbullah berbagai macam pertanyaan, lantas, apakah gerakan mahasiswa saat ini masih relevan dengan kondisi saat ini?

Dan bagaimanakah seharusnya mahasiswa mengemas pergerakannya dengan hal yang relevan pada dekade ini? 


Menjawab dari pertanyaan diatas, menurut saya pergerakan mahasiswa yang ada pada saat ini, dengan adanya aksi turun langsung kejalan atau biasa disebut demonstrasi masih relevan untuk diterapkan pada kondisi saat ini bahkan menurut saya sangat perlu untuk ditingkatkan.

Dengan aksi ini, artinya kita dapat memberikan jalan untuk menggiring pendapat ditengah-tengah masyarakat dan sekaligus memberikan sarana sosialisasi dan pencerdasan politik dan hukum bagi masyarakat luas.

Aksi turun kejalan tidak mungkin bisa kita remehkan dan dikesampingkan begitu saja. Sebab melalui aksi turun kejalan, memberikan isyarat dan tanda kepada penguasa, bahwa kebenaran itu masih ada, dan kebenaran itu harus ditegakan. Ini pun menandakan bila mana ada aksi nyata turun ke jalan, menggambarkan bahwa kondisi negara saat ini sedang tidak baik-baik saja.

Maka dari itu, mahasiswa bertugas untuk membela kepentingan masyarakat terhadap kesewenangan yang dilakukan oleh oligarki saat ini.

Mahasiswa berperan sebagai penyambung lidah rakyat. Sebab jika bukan mahasiswa, yang turun, lalu siapa yang menjadi tempat penyalur aspirasi?

Maka dari itu, aksi-aksi turun ke jalan masih sangat relevan saat ini. Namun, tentunya dengan aksi yang bermartabat, damai dan sesuai dengan aturan perundang-undangan.

Melanjutkan pertanyaan kedua, perlunya inovasi dan aksi kreatif di sosial media adalah sarana membuat arah baru dari pergerakan mahasiswa, agar nantinya tidak tersingkir dari perkembangan zaman dan relevan sesuai dengan keadaan. Sebenarnya dengan adanya kecanggihan teknologi saat ini dapat memberikan begitu banyak kemudahan bagi mahasiswa dalam menentukan arah baru pergerakan. Dengan memanfaatkan kecanggihan teknologi dan informasi ini, nantinya membuat pergerakan mahasiswa lebih tertata, lebih menarik dan kreatif.

Dengan kemudahan akses informasi ini pula, mahasiswa dapat menyaring segala informasi yang ada, agar tidak terjebak kedalam informasi yang palsu/hoax.

Menggiring opini pada isu-isu saat ini, pun bisa dilakukan dengan mudah. Kemudahan dalam menggalang massa untuk terjun aksi pun adalah keuntungan bagi pergerakan mahasiswa saat ini.

Artinya inovasi dalam arah pergerakan berbasis teknologi pun perlu dilakukan, dengan berbagai macam cara tadi, seperti menebarkan isu masif pemerintah di kalangan masyarakat, berikut mengajak basis masa untuk turun dalam aksi.



Opini Pergerakan.

#rendiefri 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Perkenalan Diri Penulis

Pengalaman Hidup